Langsung ke konten utama

Wanita dan Pria

Wanita dan Pria | Dengan apa anda lebih suka menganalogikan keduanya? Jaman dulu, orang menyamakan wanita dengan Venus, dewi kecantikan itu, sementara pria disamakan dengan Mars, dewa perang yang panas, merah, dan ganas itu. Itu jaman dulu, ketika manusia hidup dalam lingkup dunianya yang oleh manusia sekarang cenderung dianggap kuno. Meskipun kuno tidak selalu lebih buruk, namun sepertinya memang perlu dicarikan pembanding yang lebih sesuai untuk melihat wanita dan pria dari sudut pandang yang lebih kini.

Wanita dan PriaTadi malam, saya berkunjung ke page Facebook milik teman saya, dJinjut Menangan. Dari dulu saya mengenalnya sebagai pribadi yang aneh, sedikit inklusif, namun punya wawasan yang terlalu luas untuk ukuran orang seusianya. Hal yang saya ketahui dengan baik, 80%nya dia sudah tahu. Terutama ketika itu mengenai Perang Dunia ke II. Agak aneh ketika melihat foto dan gambar yang dikoleksinya sekarang di Facebook jadi hal-hal lucu begini. Mungkin dia memang sudah berubah, atau berkembang tepatnya.

Menurut saya, analogi di gambar ini lebih bisa dipahami kita yang hidup dalam waktu di mana tubuh kita dikellingi ‘devices’ dan bermacam frekuensi yang mungkin sudah memberi inferensi pada cara kita berfikir dan menginterpretasikan objek lain diluar diri maupun yang di dalam diri kita sendiri.

Wanita dan Pria dalam gambar di atas dianalogikan dengan Bluetooth dan Wi-Fi. Sebuah analogi yang pintar, lucu, dan juga provokatif. Menarik untuk mengetahui apakah orang-orang disekitar anda setuju dengan thesis yang diajukan gambar di atas. Alih-alih membuat sintesis, saya cuman kepingin melihat reaksi anda, setuju? Atau tidak setuju? Atau cuman melihatnya sebagai sesuatu yang lucu?

Beberapa orang yang mengomentari foto diatas memunculkan keraguan pada saya, namun juga menumbuhkan sesuatu yang lain – yang pasti: ternyata saya belum sanggup melihat sesuatu pada kedalaman tertentu untuk melihatnya secara objektif, untuk mengupasnya tanpa membuang inti buahnya. Butuh keseluruhan yang benar bukan parsial untuk gambar lucu seperti itu.

Kebanyakan para pemberi komentar itu menyatkan betapa mereka sangat terhibur dengan gambar itu. Reaksi wajar dan standar saja. Beberapa dari mereka memberi contoh betapa memang pria itu seperti Bluetooth, dan wanita seperti Wi-Fi. Beberapa lagi menyatakan ketidak setujuannya dan mengungkapkan kalau sebenarnya analoginya terbalik, wanita yang seperti Bluetooth dan pria yang seperti Wi-Fi.

Ada satu komentar yang kritis sekali, bahwa analoginya kurang mantap, alasannya: Bluetooth membutuhkan proses pairing yang diketahui dan disetujui kedua pihak yang mau terhubung. Sementara Wi-Fi tidak seketat itu prosesnya. Hacking Wi-Fi juga lebih mudah dilakukan dari pada hacking Bluetooth.

Hmmm, atau sebaiknya foto diatas cukup dilihat sebagai gambar yang lucu begitu saja ya? Asal tidak melihat menjalin hubungan khusus dengan beberapa orang dalam waktu tertentu sebagai sesuatu yang lucu saja, hehe…. Bagaimana menurut anda?

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Kurang Minum Air Putih Berpengaruh ke Ginjal?

Anda tentu pernah mendengar anjuran untuk minum air putih paling tidak 8 gelas atau dua liter setiap hari. Betulkan anjuran itu? Lalu apa kaitannya minum air putih dengan Ginjal? Mengapa kurang minum air putih berpengaruh ke ginjal? Air putih dapat membantu melancarkan metabolisme dalam tubuh dengan cara mengubah makanan menjadi energi. Air berperan sebagai bahan bakar untuk mendorong reaksi kimia metabolisme. Jika tidak cukup minum air , maka tubuh tidak dapat membakar kalori dengan baik. Kurang minum air putih akan membuat tubuh mengambil air dari komponen yang lebih dekat, yaitu darah. Karena kandungan air dalam darah diambil maka darah akan menjadi kental sehingga distribusi darah ke seluruh tubuh menjadi terganggu. Kondisi inilah yang sangat berpengaruh pada ginjal. Ginjal akan kesulitan menyaring racun dalam darah yang kental. Itu sebabnya banyak orang yang terkena gangguan ginjal jika kurang minum air putih . Air putih mempunyai banyak sekali manfaat jika dikonsumsi

Cara Merawat Bayi Baru Lahir

Cara merawat bayi baru lahir | Selamat saya ucapkan jika anda sampai pada artikel cara merawat bayi baru lahir ini karena anda baru saja melahirkan bayi anda. Selamat menjadi ibu atau bapak, dan selamat menjadi orang tua. Pastinya, bayi anda sudah anda tunggu-tunggu dengan segala rasa cemas dan senang yang bercampur aduk. Tapi, kelahiran anak adalah mula dari malam-malam yang panjang, penuh tantangan yang bisa melelahkan anda, sekaligus kejutan-kejutan yang membuat anda tidak bisa berhenti tertawa dan berbahagia. Melahirkan adalah proses luar biasa, dan merawat bayi baru lahir adalah pelajaran baru yang butuh seluruh diri anda. Menjadi ibu artinya masuk ke dalam suatu tahapan baru dalam kehidupan anda sebagai wanita. Hal yang sama kurang lebih juga dialami sang ayah baru. Kecemasan, tidak percaya diri, perasaan tidak siap, terkadang juga penolakan. Namun, dibalik semua hal tidak bagus itu akan terbayar penuh, bahkan lebih ketika anda menemukan begitu banyak hal baru yang indah dal

Cara Sederhana Mengatasi Penyakit Asam Lambung - GERD - Acid Reflux

Penyakit Asam Lambung bisa menyerang siapa saja - orang dewasa, anak-anak, dan bahkan bayi tidak dapat lepas dari penderitaannya. Pada dasarnya, Acid Reflux atau sakit maag akut  berkaitan dengan penyakit yang disebabkan oleh naiknya asam dari lambung ke tenggorokan. Secara ilmiah, proses tersebut terjadi ketika ada relaksasi yang terjadi pada lower esophageal sphincter (LES), sehingga memungkinkan cairan lambung mengalir kembali ke kerongkongan. baca juga: Gejala Penyakit Asam Lambung (GERD - Acid Reflux Yang Paling Mudah Dikenali Sudah ada berbagai kondisi yang terkait dengan ini. Beberapa di antaranya adalah peningkatan kecemasan rata-rata orang, kurang olahraga, dan pola makan yang tidak sehat.  Semua ini memiliki efek tunggal dalam tubuh — tubuh meningkatkan produksi asam, sehingga menyebabkan penyakit Asam Refluks. Sudah ada temuan yang menunjukkan bahwa peningkatan produksi asam dalam tubuh juga dapat dikaitkan dengan gangguan ginjal, pencernaan, pernapasan, dan jantung. Gejala